Laman

Senin, 24 Februari 2014

SMK MHS Batam Semakin Unggul Dalam Prestasi


Mewujudkan Sekolah Berkualitas itu Butuh Biaya Besar 

Kiprah SMK Multistudi High School (MHS) dalam melayani pendidikan kepada masyarakat Batam semakin dirasakan keberadaannya.
Kini sekolah yang memiliki tiga jurusan keahlian yakni Jurusan Rekaya Perangkat Lunak (RPL), Teknik Komputer Jaringan (TKJ), dan Jurusan Akutansi ini, semakin diminati masyarakat di Provinsi Kepri. Karena melihat dari prestasi anak didiknya setiap tahun cukup meningkat.
Hal ini dikarenakan pendidikan diberikan SMK MHS Batam ditunjang dengan tenaga pengajar yang profesional, serta  sarana dan prasarana yang sangat lengkap. Sementara untuk biaya pendidikan sendiri cukup terjangkau, tak heran bila lulusan dari SMK HMS ini sangat di respon

oleh dunia usaha maupun perguruan tinggibaik  negeri maupun swasta.

Memang tak mudah membangun sebuah sekolah yang berkualitas dan berwawasan kedepan, tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Maka dari itu biaya pendidikan yang diterapkan pada awalnya pendirian agak sedikit mahal. Namun seiring dengan sarana dan prasarana penunjang pendidikan telah terpenuhi dengan baik, biaya diterapkan di SMK MHS semakin ringan. Seperti pada  tahun ajaran baru ini, biaya pembangunan untuk masuk ke SMK MHS untuk gelombang pertama hanya Rp350 ribuan saja, dan gelombang kedua hanya Rp650 ribu. Begitu pula untuk SPP bulanan, untuk jurusan RPL dan TKJ hanya Rp500 ribu, dan Akutansi Rp450 ribu perbulannya.

Pendiri SMK MHS, Bambang Sudiono disela-sela kesibukannya menyatakan, bahwa untuk membangun lembaga pendidikan yang berkualitas itu selain membutuhkan kerja keras juga pendanaan yang besar. Karena sekolah bisa menghasilkan anak didik yang unggul dan berkualitas itu membutuhkan sarana penunjang pendidikan yang komplit, disamping menempatkan guru yang kualifaid dari sisi disiplin keilmuan. Maka tak berlebihan bila Bambang memegang moto 'Belajar dan Membayar'.

"Iya kalau hanya belajar saja tanpa dukungan sarana dan prasarana yang lengkap serta guru yang berkualifaid, tak mungkin lah menghasilkan anak didik yang lebih baik. Beda bila siswa belajar dan membayar, tentu akan menghasilkan anak didik berkualitas memiliki skill ilmu yang kompeten serta penuh dengan prestasi. Nah untuk melengkapi kebutuhan sarana pendidikan ini, tentu kita membutuhkan biaya yang tak sedikit. Tapi bukan berarti semua biaya itu kita bebankan kepada orang tua, namun sifatnya hanya shering pembiayaan saja sekedar membantu. Nyatanya sekarang setelah sarana dan prasarana lengkap di sekolah kita, biaya yang kita terapkan malah sangat ringan dan ini hampir sama dengan biaya sekolah di SMK negeri," ujar mantan Ketua Koni Batam ini.

Bila ditilik dari sarana dan prasarana dimiliki SMK MHS saat lebih dari pada komplit seukuran SMK swasta. Selain bangunan milik sendiri dan presentatif, juga lingkungan sekolah sangat teduh dan asri. Begitu pula untuk tiap ruang kelas telah dilengkapi AC dan kamar mandi, serta pembelajaran mengunakan infocus berbasis IT. Belum lagi ditunjang sarana labolatorium komputer sebanyak 6 ruangan dengan komputer versi terbaru. Dimana  setiap kali praktik satu siswa satu komputer.

Sarana lainnya berupa WIFI yang bisa diakses siswa dimana-mana, dan  taman belajar yang nyaman dilengkapi saran ibadah mushola serta kantin yang sehat. Untuk sarana olahraga juga SMK MHS memiliki dua lapangan voli, futsal dan basket. Malah lapangan parkir yang luas, serta akses masuk ke SMK MHS lebih dipermudah bisa melalui depan sekolah maupun belakang sekolah.  

"Untuk apa lagi kita harus membebani masyarakat dengan biaya pendidikan yang mahal kalau semua sarana telah kita penuhi dengan baik. Kalau sekarang masih ada biaya pendidikan diterapkan pada anak didik, sifatnya hanya untuk membantu biaya operasional sekolah saja, serta peningkatan sarana yang lain sekiranya masih dibutuhkan anak didik," kata Bambang yang sekarang lebih fokus memajukan dunia pendidikan.

Target 225 Siswa


Memasuki tahun ajaran baru 2014 ini, Bambang menargetkan siswa baru yang masuk ke SMK MHS bisa mencapai 225 siswa dengan pola setiap ruangan diisi 25 siswaan. Karena Bambang melihat, ketersedian Ruang Kelas Baru (RKB) yang telah ia bangun dan ketersediaan tenaga pengajar yang sangat memungkinkan. Hal ini juga ia targetkan dengan harapan agar semua masyarakat dapat menikmati pendiikan yang berkualitas, namun dengan biaya yang sangat murah.

Meski demikian, Bambang mengaku akan selektif bagi siswa yang masuk ke SMK MHS agar hasil yang dicapai lebih berkualitas. Walau  diakuinya bahwa siswa yang sekolah terima itu sebagian adalah siswa buangan PPDB dari SMK negeri.

"Sejauh ini kita pola setiap kelas maksimal harus 25 siswa, seperti yang sekarang 578 siswa yang kita miliki hanya 20 siswa perkelasnya. Hal ini tiada lain ingin mengikuti tuntutan dari Standar Sekolah Nasional (SSN), dan memenuhi 8 standar pelayanan pendidikan bisa diterapkan di SMK MHS dengan baik. Lagi pula kalau kita pola dalam satu ruangan itu sampai 30 lebih, dikuatirkan Proses Belajar Mengajar (PBM) tidak akan berjalan dengan baik karena terlalu banyak dalam kelas, yang mengakibatkan anak tidak nyaman belajar karena berdesak-desakan dan guru juga tidak bisa mengcover," jelas Bambang lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar